Total Pageviews

Thursday, September 8, 2016

How To Manage Last Bite ?




As a marketer especially who work on sales operation, certainly ever faced with price increase. One important part in price increase is “how to manage last bite?” In simple words, last bite is mechanism to deliver extra sales quantity to customer/trade/user to buy products using old price.

When faced with last bite, we must concern to two important thing as below:
  1. Objectives of last bite
  2. Mechanism of last bite

 There are 3 objectives of last bite
  1. Increase/maintain market share
  2. Boost sales volume
  3. Maintain profit level

Increase/Maintain Market Share
When principal going to use last bite for increase/maintain market share these mechanism should do:
  • Open last bite for trade customer, especially pareto customer
  • No limitation for trade quantity ordered, but give short time limitation
  • Principal ask distributor to make list of sales to trade forecast in last bite period
  • Principal allocate last bite selling-in base on distributor forecast sales to trade in last bite period

Boost Sales Volume
When principal going to use last bite for boost sales volume these mechanism should do:
  • Open last bite for mostly trade customer
  • No limitation for trade quantity ordered, but give time limitation (commonly in a week)
  • No limitation for last bite selling-in of distributor

Maintain Profit Level
When principal have to increase the price and simultaneously maintain company profit level (EBIT) these mechanism should do:
  • Open last bite only for trade pareto customer
  • There is a limitation for trade quantity ordered and give time limitation, (commonly 30% max of average last three months)
  • There is sales volume allocation last bite selling-in for distributor (commonly 30% max of average last three months).


Cheers Up !
Selamat Bekerja!

Best Regard
Eka Surya Candra



This article is open for shared with put mark the original source of http://commercial-management.blogspot.co.id/

Thursday, July 21, 2016

Bagaimana Melakukan Analisis Bisnis Dalam Operasional Penjualan?


Bagaimana Melakukan Analisis Bisnis Dalam Operasional Penjualan?
Oleh Eka Surya Candra




Esensi Analisis Bisnis
Esensi dari analisis bisnis itu adalah mencari “apa” dan “apa” dan “apa lagi” yang harus “dibereskan” agar tujuan atau goal bisa dicapai. Dalam operasional sales (penjualan) setiap hari ada puluhan “apa” yang harus dijawab oleh sales profesional dari level sales staf sampai level sales director. Misalnya :
  • Apa yang membuat toko A tidak mau membeli produk kita?
  • Apa yang membuat distributor B penjualannya turun?
  • Apa yang membuat sistem insentif baru kurang berhasil?
  • Apa yang tidak menarik sehingga program promo semester ini gagal?
  • Apa yang membuat proses klaim distributor lambat diselesaikan?

 Dan seterusnya.

Bagaimana Cara Melakukanya?
Sedikitnya ada empat langkah yang harus dilakukan agar analisa bisnis mendapatkan “apa” yang benar untuk diselesaikan, jika “apa” yang didapatkan tidak benar atau bukan “apa” yang dibutuhkan untuk diselesaikan, analoginya seperti dokter yang salah menentukan apa penyakit yang diderita pasiennya dan akhirnya memberi obat yang salah! Ya jadinya penyakit pasien ga sembuh-sembuh dong.

Berikut empat langkah tersebut :
  1. Diskusi dengan sales team di lokal area.
  2. Diskusi dengan internal ‘stakeholder” (ex : Marketing, R&D, Produksi, QC, Supply Chain, Finance, Top Management).
  3. Cek data penjualan dan data terkait lainnya
  4. Hubungkan antar fakta dan tentukan “Apa-Apa” yang harus diselesaikan.


Langkah Pertama : Diskusi Dengan Sales Team Di Lokal Area.
Lakukan diskusi mengenai masalah yang akan diselesaikan dengan sales team di lokal area, mereka adalah ujung tombak dilapangan. Mereka melihat, terlibat, berinteraksi, dan secara langsung terpengaruh dengan problem di area masing-masing. Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan yang dapat diajukan. Ajukan hanya pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi, makin spesifik pertanyaan anda semakin baik.

  • Bagaimana kondisi pasar lokal secara umum?
  • Apa “hot isue” di lokal market?
  • Apa aktivitas pesaing utama?
  • Kenapa penjualan turun? Kenapa naik?
  • Kenapa stock cover produk X rendah ?
  • Apa rekomendasi area untuk solve problem? Dst


Langkah Kedua : Diskusi Dengan Internal ‘Stakeholder”
Dalam beberapa kasus, masalah justru datangnya dari internal perusahaan, misalnya kualitas produk tidak standard, produksi telat, produksi dibawah forecast, pengirman telat, dukungan iklan, sarana promosi, event tidak sesuai atau telat, support financial tersendat, dan seterusnya. Amati dinamika yang terjadi di internal operasional perusahaan termasuk dinamika dalam bentuk kuantitatif/statistik dalam report-report internal yang anda terima.

Langkah Ketiga : Cek Data!
Menurut saya pribadi data adalah penasehat yang paling jujur sekaligus konsultan yang paling pintar (kalo datanya bener ya!). Kembali kepada data, perhatikan dan pelajari data maka begitu banyak insight yang akan didapat. Perhatikan  achievement, growth, contribution, dan trend dari data-data yang ada. Berikut ini adalah data-data yang perlu anda perhatikan, sesuaikan sumber data dengan masalah yang sedang anda hadapi.
  • Internal sales data (track by brand/sku/category/channel/area/distributor)
  • Internal financial data : fluktuasi cogs, fluktuasi margin, fluktuasi EBIT
  • Internal supply chain data : pergerakan forecast, stock, dispatch by produk/area/distributor)
  • External distributor data : stock cover, selling out, coverage, active outlet
  • External commercial data : misalnya index daya beli ritel
  • External commercial data : Data asosiasi industri yang berkaitan


Langkah Keempat: Tentukan “Apa-Apa” Yang Harus Diselesaikan
Setelah ketiga langkah diatas anda lakukan dengan benar, sekarang anda punya banyak fakta, punya banyak sudut pandang, punya banyak insight. Keterkaitan antar fakta menjadi jelas dan anda telah sangat siap untuk menentukan “Apa-Apa” yang mana saja yang harus anda ‘bereskan” untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dan mencapai goal organisasi anda.

Cheers Up !
Selamat Bekerja!

Best Regard
Eka Surya Candra


This article is open for shared with put mark the original source of http://commercial-management.blogspot.co.id/

Thursday, June 9, 2016

10 Group KPI "Sales & Marketing" Principal Untuk Distributor
















Distributor adalah eksekutor “Strategic Plan”-nya para Sales & Marketing Manager principal / brand owner. Rencana pemasaran principal pada akhirnya dieksekusi para profesional sales di sisi distributor. Nah, agar rencana-rencana tersebut mencapai sasarannya, perlu untuk membuat “link” antara rencana pemasaran principal dan eksekutornya (distributor).

Indikator Kinerja

“Link” antara principal dengan distributor adalah KPI “Key Performance Indicator” berupa sekumpulan indikator kinerja kunci yang terukur (kuantitatif) yang dapat memberikan informasi sejauh mana sasaran-sasaran sales & marketing principal berhasil dicapai distributornya. 

10 Grup KPI Untuk Distributor

Berikut adalah 10 group KPI sales & marketing yang sangat penting bagi principal untuk dieksekusi sebaik-baiknya oleh distributor selama periode tertentu (umumnya 1 siklus penilaian selama 6 bulan atau 1 tahun).

  1. Group KPI-Sales Result.
  2. Group KPI-Product Portofolio Result.
  3. Group KPI-Distribution Result.
  4. Group KPI-Financial Result.
  5. Group KPI-Distributor Infrastructure.
  6. Group KPI-Financial Support.
  7. Group KPI-Service to Customer.
  8. Group KPI-Sales Operation.
  9. Group KPI-Marketing Support
  10. Group KPI-Sales Administration.

Setiap group KPI terdiri dari beberapa KPI tunggal yang memiliki difinisi, formula, dokumentasi, dan cara pengukuran yang spesifik. Berikut saya berikan contoh sub-KPI dari ‘Group KPI – Distribution Result’ seperti dalam tabel dibawah ini :











Jika Anda ingin informasi lebih lengkap mengenai topik ini, dapatkan E-book Distributor Grading (Cari di katagori E-Book) atau klik link berikut untuk pindah halaman ke E-Book Distributor Grading



Cheers Up !
Selamat Bekerja!


This article is open for shared with put mark the original source of http://commercial-management.blogspot.co.id/

Monday, June 6, 2016

Yakin Stock Barang Cukup Selama “Festive Lebaran”?

















Bagaimana Cara Menghitung Kebutuhan Stok Barang Selama Periode Festive

Kita sudah masuk dalam periode “peak season” lebaran 2016. Setiap pemasar (baca : distributor) pastinya berharap lonjakan penjualan yang signifikan dalam periode ini. Selain promosi iklan, promosi penjualan, ketersedian stok barang yang pas juga menentukan keberhasilan pencapaian. Saya tulis pas bukan lebih atau kurang, ya pas karena jika kurang dari kebutuhan pasti target penjualan tidak tercapai, jika lebih tentunya kurang baik untuk cash flow perusahaan karena distributor umumnya mendistribusikan produk dari beberapa principal sehingga cash flow harus diatur sesuai dengan forecast penjualan.

Ada 3 hal utama yang harus dipertimbangkan terkait kebutuhan stock selama periode festive:
  1. Forecast penjualan
  2. Dukungan promosi principal (iklan & trade promo)
  3. Target stock cover dari principal 

Forecast Penjualan

Untuk dapat membuat forecast yang tepat perlu untuk memperhatikan tren pencapaian penjualan (sales to trade (STT) atau selling out) selama 3 bulan kebelakang dan pastikan semua problem yang menyebabkan selling out tidak tercapai sudah diselesaikan. Penting juga mencari informasi kekuatan tarikan penjualan dari end user apakah lebih kuat dari tahun lalu, sama atau malah turun. Masuk lagi lebih dalam, datangi beberapa pareto outlet cari tahu berapa gain atau shrink penjualan beberapa brand utama dalam katagori produk yang sama. 

Dukungan Promosi Principal

Perhatikan gerakan “demand creation” baik iklan atau trade promo para principal dari produk yang anda jual dalam periode festive. Dukungan “trade promotion” yang bagus bisa sangat signifikan membantu peningkatan penjualan dalam jangka pendek seperti dalam periode festive lebaran. 

Target Stock Level Dari Principal

Poin yang terakhir ini terkait dengan target penjualan principal. Principal tentunya menginginkan distributor dapat meningkatkan pembelian produk principal selama periode festive tetapi apakah distributor bisa memenuhi target stock level atau tidak lebih ditentukan oleh 2 poin pertama diatas. Distributor bisa menggunakan formula dibawah ini untuk menyeimbangkan days stock cover (DSC) nya dengan kepentingan lainnya (forecast penjualan dan cash flow). Principal juga bisa menggunakan formula ini untuk melihat apakah distributornya kurang atau over dalam penyediaan stock nya.





Cheers Up !
Selamat Bekerja!


This article is open for shared with put mark the original source of http://commercial-management.blogspot.co.id/

Miliki E-Book Distributor Grading

E-Book Distributor Grading (Tool for Distributor Performance Management) E-Book Description Mengapa E-Book in...